Rodent Control
Merupakan suatu program untuk mengendalikan populasi tikus secara tepadu dan simultan dengan menggunakan bahan kimia/rodentisida yang diijinkan dan tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitar.
Populasi tikus dapat dikendalikan melalui program bertahap; tahap pertama adalah penempatan umpan beracun(baiting) pada titik-titik strategis (general treatmen) dan tahap ke dua adalah memantau perkembangan yang terjadi untuk memberantas dan mencegah reinfestasi tikus di lokasi treatment(maintenens treatment).
Tikus sebagai hama yang hidup di sekitar manusia, ternyata dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Bayangkan, jika tikus yang mempunyai kebiasaan mengerat, tiba-tiba
merusak kabel listrik dan mengakibatkan kebakaran.
Tikus mempuyai daya jelajah lebih dari 500 meter persegi, jumlah tikus di Indonesia diperkirakan lima kali lipat dari jumlah penduduk
Tikus merupakan vector berbagai penyakit:
- Penyakit Pes
- Salmonellosis
- Lymphoctic
- Leptospirosis
Tanda-tanda keberadaan tikus:
Kotoran, Kencing, semir, jejak, keratan, dan lubang tikus
Keberadaan tikus:
Adanya sumber makanan, adanya air dan adanya sarang.
Cara pengendaliannya:
Pengendalian secara kimiawi:
Cara yang paling efektif saat ini adalah dengan sistem pengumpanan, Rodentisida yang
dipakai anti-cougulant poisoning, yang membuat tikus tidak curiga pada umpan yang telah dimakannya.
Pengendalian secara non kimiawi:
Dengan cara sanitasi lingkungan, menyimpan bahan makanan ditempat tertutup,
membuat rat-roof di tempat-tempat yang di perkirakan tikus dapat masuk kerumah/bangunan.